Sastra dan Kita

Rabu, 15 Juni 2011

Air dan Minyak

kau tahu,
aku sudah terlalu bosan dengan polemik air dan minyak
aku paksakan pun tak ubahnya begitu.
seandainya dulu aku air dan ia pun air
pasti semua akan terasa bahwa hidup adalah kesempurnaan
sekarang, air itu masih tetap mengalir
dengan minyaknya yang lendir
dan tak tentu arah mana akan ia tuju
kadang ia tenang. kadang goncang.
sekarang ia pun masih menunggu
hingga akhirnya lendir itu benarbenar hilang.
benarbenar musnah.

Pontang, 26 Mei 2011

1 komentar:

  1. dan air pun kembali jernih,,,,

    aq berharap bhw air itu adalah dirimu dan minyak itu adalah kehidupan duniamu.....

    sadarilah dirimu wahai saudaraku,,, begitu banyak minyak yang melekat pada dirimu....

    aq pun dsini sedang berusaha melepas minyak2 yg mlekat.... snguh aq tk merasa aman dgn minyak2 ini...

    BalasHapus