Sastra dan Kita

Rabu, 30 Maret 2011

Kajian Puisi Belistra Part III (Edisi 30 Maret 2011)

Di Sudut Kota
Karya: Ifat

dalam redupnya subuh yang pekat
ada banyak cerita terangkai di sudut kota
yang sesak
pilunya angin yang menusuk
tak mampu tereja
lautan manusia tampak di keremangan waktu
seperti deburan ombak yang tak pernah lelah beradu

sempat terpikir dalam benakku
jika yang terlihat kini
tak tampak lagi di petang nanti
mungkin kota ini tak bernyawa lagi
menyisakan kebisuan yang membungkam

tak banyak kata yang terucap
inilah sudut kotaku
memberi nyawa pada yang tak bernyawa

2011


Tak Kuletak Pada Jarak
Karya: Triara Vytria

tak perlu menjarak
jika kau inginkan aku merindumu
rindu telah menjadi benda purba
yang acapkali melengkapi upacara
di kesunyian mataku
rindu juga telah serupa wangi dupa
yang mencercap pada mejameja persembahan
dalam hatiku
rinduku tak kuletak pada jarak

rinduku kuletak pada jantungku
yang detak.

2011


Bangkai Subuh
Karya: Aray Rayza Alisjahbana

sial!

hidungku kemasukan bangkai tikus,
bangkai anjing...

sial!

Pasar Rau, Maret 2011



Sajak Air Mata
Karya: Salvia Mahesa

mawar itu kembali tumbuh
dalam semaksemak hati
meski durinya menusuk
rasa perihnya tetap aku nikmati
lantas aku sudahi cerita panjang dan melelahkan
jika senyumku tak bisa lagi kau genggam
maka
aku titipkan air mata dalam bait
sajakmu

2011


Ada Semut dalam Sajakku
Karya: Isma

suasana gelap kupergi
mengikuti langkahku
hingga kutertumpu dalam ketinggian
kupandangi bahkan ratusan semut
interaksinya yang dahsyat
membuatku semakin terarah pada mereka
hingga kutulis secercah kalimat
untuk menjadikan sebuah memori

2011



Kata Terakhir Untukmu
Karya: Desi

di kedalaman matamu
aku melihat lumpurlumpur hitam
setiap tetes air matamu
aku melihat jurang kesedihan
aura wajahmu menampakkan kegalauan
kudengar bisikanbisikan sendu
dalam setiap alunan bunyi suaramu
kau hentakkan jarijemarimu
lalu kusentuh tanganmu
kurasakan pekat relung hatimu
kudekap erat derita di pundakmu
kusentuh aroma nafasmu
lalu kususun menjadi senja yang kelabu
kini bayangbayang semu menempel
di urat syarafmu
melesat masuk ke memori otakku
perlahan kau membisik lirih di telingaku
“maaf sayang, aku tak bisa membahagiakanmu”
saat itu juga kau terbujur kaku di pangkuanku
kini air mataku menjadi akhir dari hayatmu

2011



Tiga Sisi Dunia
Karya: Tanty Zulhijjah

langit yang masih gelap
udara yang menusuknusuk tulang rusukku
nyamuk yang menciumi tubuhku
di tengah orangorang yang sibuk jual beli
pasar yang memiliki tiga sisi dunia
yang berbeda

2011


Menyambut Hembusan Fajar
Karya: Lia

malam yang dingin
kutersesak oleh angin
menelusuri setiap ruas jalan
orang berlalu lalang tak henti
di bawah lampulampu temaram
mereka berteriakteriak
berharap seorang akan singgah

perjalalanku tak terarah
memasuki blok demi blok yang tersaji
ingin kumenjauh dari riuh kebisingan
terhenti di sebuah sudut blok pasar yang kumuh
suarasuara kendaraan memecah keheningan
terdiam kusejenak
menyambut fajar yang akan tiba
dan kunikmati setiap helai hembusannya
sungguh kumerindukannya

2011


Rindu
Karya: Mulyatiara Fauziyah

dinding itu seakan menemani
sembari membuka halaman demi halaman
malam ini
rasanya sepi dengan hembusan akan hujan
sebuah petuah dalam pesan terperanjat meningatkan
ah, bisa
pasti bisa
kuatlah, pasti kuat
ketika kelopak mata menampakkan kegelisahan
saat itulah datang hujan mengairi setiap celah yang kosong
aroma itu amat kurindukan
belaian lembut penuh pesan
aku rindu akan ibu

2011



Gila
Karya: Asep Yana

ribuan kata kau letupkan dari selongsong
moncongmu yang bergelombang,
seiring kegilaanmu yang hinggap.
hai gila, kau membanjiri dan menghampiriku
dengan se-bak air comberan
yang membuatku terbangun
tak seorang pun tahu ketika kuberi kau
se-drum air madu
yang membuatmu mati suri
namun, kau masih gila
dan aku sadar

2011



RTC
Karya: Asti. N

sorak-sorai di awan biru kelabu
mengagungkan nama yang terbuang
cicit kecil dari mesin berputar
menguasai segalanya

2011

Rau, Part 2
Karya: Yunita Ainur Rizkiah

gedung tiga lantai
dengan taman buah,
taman sayur dan kandang ayam
sebagai pekarangan
lantai satu cacing tanah bergeliat
lantai dua kandang angora yang bersolek
lantai atas, tempat kita berkeluh kesah

2011



Rau Menjelang Fajar
Karya: Linda Cahya Wibawa

angin malam membisikkan dingin
disela dedaunan dan bebatuan jalanan
lima bocah bau amis
mengalunkan sendu kehidupan

2011

Pasar Dini Hari
Karya: Vina

terhenyak dalam udara menusuk tulang
tergapai keramaian yang menyisir
sepanjang jalan hilir mudik bising
dan celoteh menggumam
berharap menuai indah hari ini

pesona buah, sayur, ikan
menggelayuti lengkapi celoteh
semangat pagi kali ini
keramaian ini kunikmati
dalam pasar dini hari

2011



Lakon Asing Yang Menyebalkan
Karya: Ela Fatihah

teriak-teriak menjingjing perseteruan
transaksi disela-sela penglihatanku
proses menawar atau ditawar
pun bercengkraman menjadi satu

hembusan kilat saat menafsirkan dari
orang-orang yang ketergantungan
dimalam ini
serupa aku tak ingin malam
pilihan yang terlewati

tak cukup dengan itu
sekarang aku menjadi lakon asing
yang menyebalkan ditengah waktu yang melulu

2011



Tujuan
Karya: Fatmawati Yuniar

melangkah
menerjang kesunyian
menembus malam
melawan angin, membawa keramaian

2011



Pramuniaga Sebelum Fajar
Karya: Rina Andriani

fajar belum sempat membuka lentera kalbu
halaman pasar tampak hiruk-pikuk
tak tahu waktukah?
tak punya agendakah?
tak merasakah dingin menyayat tulang-tulang rusuk?

tak adakah raja mentari mengarungi hari?
tak bisakah jika menunggu adzan mendangu
mengapa relung hati ?
tak dapatkah sejenak bermanja waktu ?

penentuan, berujung pada hembusan sehelai nafas
mereka berkerumun,
bolak-balik,
bak daun ranting berjatuhan tertumpuk

tuhan
kehidupan duniawi terselimuti teka-teki
fana
namun, kekal untuk di akhirat
2011


Kesepian dalam Keramaian
Karya: Windi

kau tak punya arti apa-apa
jika tak kenal
dibalik kesepian kau malah ramai
disaat orang-orang terlelap kau malah hidup
dan disaat langit gelap, kau malah terang
dengan bangunan kokoh yang tinggi
mulai bernafas
bangun melawan waktu
kau menyimpan cerita dini hari
beragam keunikan kau perlihatkan
kau abadi dipagi hari
tak pernah lekang oleh apapun

2011



Gamang
Karya: Lusiana Syarifah

hatiku berparas kelabu
logika buram tak berwarna
hidupku bagai lakon sandiwara
menjelma diantara tangkai yang patah

yakinku terhempas badai
terbuai ilusi yang tak pasti
tersungkur jauh kelembah berduri

asaku bagai jemu
titihan jemari liar dan membeku
inginku berlari menepis angan semu
namun tertahan dan akhirnya padam

2011


Malam Tak Biasa
Karya: Ela Pramuka

La, malam ini tak biasa
Di mana bintang tak berkata
Dan bulan hanya diam membatu
Sementara pohonpohon hanyalah
Tiangtiang beku

La, tak bisakah kaudengar
Sungai hatiku yang mengalir?
Mengantar kelopakkelopak kembang
Mengetuk bendungan yang kau pasang

La, bukakanlah aku pintu
Dan kita akan menyatu
Mengalir hingga ke pesisir

2011



Biar Aku
Karya: Andez Amsed

biar pagi ini kuhadapi sendiri
berdiri tanpa berteman peri
kuhela sisasisa nafas letih
hidup yang berkawankan perih
tak akan lagi kumengeluh
berlutut dan menuntut
jarak dan waktu bergelut
hari esok akan kusambut
dengan hati berselimut kabut

2011



Jiwa
Karya: TB. Guntur

jiwa adalah jiwa
di balik jiwa adalah jiwa
maka
tersenyumlah jiwajiwa
yang terlepas dari raga

2011



Siapa Kau?
Karya: Eny

wajah itu berkeringat
tersenyum merenung
memelas berkisah perjalalan hayatnya
yang ingin bertahan hari ini
hingg besok
entah lusa

akankah ia tahu tentang dirinya
pikirku
tentang perjalanannya kemarin
tentang apa yang ia makan kemarin
tentang dimana ia tidur kemarin
entahlah

satu tanyaku
siapa kau?

2011



Saatnya Kau Terbang
Karya: Agus Pontang

dikala sang penguasa siang
mengepakkan sayapnya
sayupsayup melihat di antara gumpalan hitam
gumpalan yang sedang menusuknusuk
semangat kehidupan
membekukan seluruh kehidupan
bangkitlah sang penguasa siang!
bangkitlah!
tunjukkan pada semua kau telah datang
karena sekarang saatnyalah
kau untuk terbang.

2011



Hampa
Karya: Ovi

Titiktitik gerimis berbaris
Menyusuri tanah
Awan hitam berarak
Dengan senyum yang muram
Menmani diriku yang hampa
Kugantungkan hati pada langit asa
Namun angin menghempaskan
Kutitipkan pinta pada bintang
Tapi malam menelan
Kukirimkan rindu lewat bunga
Namun layu tak bersia
Oh duka
Aku merana

2011


Suatu Subuh Di Pasar Rau
Karya: Chintya Dennisa

udara pagi telah menjadi sahabatku
genangan air kotor bak lotion bagiku
sayuran busuk
bau pesing
debu tebal
mereka teman setiaku kawan
mungkin ini pandangan yang menjijikkan untukmu
tapi tidak untukku kawan
aku terbangun sebelum mentari muncul diufuk timur
nanar hati ketika kudapati kau masih terkujur nyaman dalam hangat selimutmu
ini memilukkan?
atau menggelikan?
tidak untukku
hidupku disini
aku dan tempat ini
indah meski kau anggap buruk

2011



Naga Menangis
Karya: Ikal Bahri

naga menangis di pagi hari
membikin terlelap tidur
enggan tuk salat
naga menangis ketika persemayamannya
terusik oleh mereka yang bermaslahat
naga menangis
dua sejoli hiraukan adat
naga menagis di bumi tak taat.

2011


Jiwa yang Bersemangat
Karya: Mala

dipagi buta
disaat yang lain tertidur nyenyak
kau begitu giat bekerja
demi meyambung hidup
tanpa lelah dan tanpa mengeluh
jiwa-jiwa yang bersemagat
teruskan perjuanganmu
hingga fajar menjemputmu

2011


Karya: Ulie Semiotika
Bulan Itu yang Kau Tipu
tuhan,
jangan kau bunuh
bulan itu
aku takkan rela !
sungguhpun kau niatkan mega malam ini,
aku akan menghapusnya dari langit
tuhan,
jangan kau renggut bulan itu
aku tidak akan mencurinya darimu
sungguhpun aku merindukannya .

aku,
bulan,
langit,
dan angkasa mendung
bukan lagi yang harus bicara soal bunuh membunuh itu
tapi rindulah yang pasti menikam ulunya sendiri
seperti engkau yang telah ingkar,
membius bulan bersama deras hujan malam ini .

2011



Bimbang
Karya: Pegy

kuterbawa oleh angin
angin yang tak tahu arah
arah manakah yang harus kutelusuri
sana sini kerangka busuk!
bau menyengat pun tercium jelas
di p’ncra penciumku
jalan semakin sempit
dan tak terarah buntu

27 Maret 2011



Pertanyaan Hati
Karya: Gulmania Nagiri (ade)

Pernahkah kautahu?
Bintang akan selalu manja pada sinar sembulan
Berkedapkedip menyilaukan malam yang sunyi
Pernahkah kautahu?
Di lautan yang bebas
Karang tetap jadi yang terhebat
Selalu kokoh menghadapi deburan ombak
Silih berganti
Seperti itulah aku dan kamu
Pernahkah kautahu
Di sini aku tetap seperti ini

2009



Huruf
Karya: Agustia Afriani

alunan huruf mengambang dalam benakku
membentuk kata dengan duri sebagai alasnya
menyakiti benang merah yang melingkari
bagian lunak kepalaku
huruf itu menyakitiku
membentuk bualan panjang dalam sajak kalimat
sajaksajak yang berkembang dan beranak
menjadi lautan huruf yang membara

2011



Semangat
Karya: Siti Masitoh

nikmati semua rintangan
mari kita gapai anganangan
tuk meraih masa depan terang
bagai sang mentari bersinar

jangan kauhiraukan langit kelabu
itu hanya masalah waktu
yang tepat untuk ujian
agar segar
body dan pikiran
ayo taklukkan halangan, rintangan
tunjukkan pada semua
aku bisa

2011



Hanya Hujan
Karya: Ita Pradesta

saat ini hujan mengalir
membasahi tanah kering
deras melewati bebatuan keras
terus menggericik di dalam pelik hujan
hujan, hujan, dan terus saja hujan
awan gelap menutup cerahnya hati
hujan pun turun
terus menerus turun
lalu pipi jatuh lembabkan bumi
megkerut jiwaku
menciut nyaliku
rasanya aku ingin berteriak sekencangkencangnya
mencakar temboktembok keras
namun tak dapat dan tak bisa
tak sanggup, aku tak mampu
hanya hujan ini
menjadi sebuah saksi bisu

2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar